We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2177
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 2177 Bertaruh

Handy tahu pembicaraan selanjutnya akan makin serius, maka meminta orang lainnya keluar, lalu dia berjaga di

luar dengan tenang.

Dewi menghibur Robin, “Tidak apa-apa, dia tidak datang, tapi ada aku. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk

menyelamatkan kalian.”

“Nona Dewi, aku tahu Anda setia kawan, tapi Anda tidak akan mampu menanggung masalah ini,” ujar Robin

sedih.

“Awalnya, Pangeran mengambil risiko yang begitu besar untuk memulangkan Anda karena berharap Anda bisa

mendapatkan pertolongan, tapi Anda kembali seorang diri, tidak hanya menyia-nyiakan kesempatan yang baik

itu, bahkan membuat diri Anda masuk ke dalam masalah.”

“Tidak ada cara lain, aku tidak bisa meyakinkannya.” Dewi juga sangat tidak berdaya, “Kita diskusi dulu

selanjutnya harus melakukan apa, aku sudah bertemu Willy hari ini.”

“Anda sudah bertemu Pangeran?” Robin sangat bersemangat, “Bagaimana Pangeran sekarang?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Kondisi tubuhnya sangat buruk, tapi sudah di obati dan di akupunktur hari ini, untuk sementara masih bisa

bertahan beberapa hari,” ujar Dewi, “Awalnya aku datang untuk menyelamatkannya, tapi dia tidak mau pergi

dan memintaku mencarimu, dia bilang kamu tahu harus melakukan apa selanjutnya.”

Mendengar perkataan ini, Robin tidak menjadi lega seperti bayangannya, malah makin serius, setelah beberapa

waktu, ia pun menghela napas dan berkata, “Benarkah sekarang sudah tidak ada cara lain lagi?”

“Kalau tidak?” Dewi balik bertanya.

“Ugh...."” Robin berkata dengan suara dalam, “Sepertinya hanya bisa bertaruh saja!”

Keesokan harinya, semua media internasional terkenal mempublikasikan sebuah berita yang mengejutkan.

Kastel Willy di Denmark telah disegel, bahkan memutuskan air, listrik dan gas, di dalamnya ada 84 orang yang

tidak diizinkan untuk keluar maupun masuk, juga tidak diberikan makanan apa pun. Sekarang semua orang di

dalam kastel itu berada dalam situasi kritis!

Bahkan ada foto kondisi menyedihkan kastel itu saat ini, berita ini segera menghebohkan seluruh

dunia!

Dewi sedang berbaring di sofa rumah Mina sambil melihat koran dan berita viral di ponselnya, lalu menghela

napas.

“Mina, kamu memang hebat, bisa langsung menemukan begitu banyak media untuk mempublikasikannya. Kali

ini, selain media Denmark, sepertinya semua media terkenal di seluruh dunia sedang memberitakan kejadian ini,

sekarang sudah menciptakan opini publik yang begitu mengerikan, seharusnya Raja Denmark akan melepaskan

orang-orang di kastel, ‘kan?”

“Aku tidak begitu optimis,” ujar Mina sambil mengernyitkan alisnya, “Aku malah khawatir mereka. akan

melakukan hal buruk pada orang-orang itu.”

“Masih ada cara lain.” Handy baru saja menutup telepon, lalu mendekat sambil membawa ponsel. “Aku baru saja

mengirimkan foto bersama 84 orang yang ada di kastel itu pada media, mereka akan segera merilisnya.”

“Foto bersama?” Mina tertegun sejenak, lalu segera bereaksi, “Benar, benar, memang harus ada foto bersama,

kalau ada satu orang di foto itu yang menghilang, maka itu pasti ulah Pangeran.

Richard.”

“Aku masih memegang banyak informasi, dan akan dipublikasikan sedikit setiap harinya,” ujar Handy, “Robin

memang hebat, bisa memikirkan cara yang begitu hebat.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Bukan Robin, tapi Willy yang hebat,” ujar Dewi sambil mengernyitkan alisnya, “Sepertinya ini cara yang sudah

dia pikirkan sejak awal dan diberitahukan pada Robin, kalau tidak ada cara lain lagi, maka lakukan cara ini.”

“Benar.” Mina menganggukkan kepalanya, “Seharusnya Pangeran sudah merencanakannya sejak awal. Saat dia

menyuruhku membawamu pergi, aku pernah membujuknya, dia bilang sudah menyiapkan penyelesaiannya, dia

sudah mempunyai rencana untuk semua hal yang akan terjadi.”

“Pangeran Willy memang orang yang berpandangan jauh ke depan,” ujar Handy penuh makna, “Tapi, yang harus

kita pikirkan sekarang adalah mungkin kita harus pindah rumah.”

“Pindah rumah?” Mina masih merasa bingung.

Tiba-tiba, Dewi merasa ada aura mencekam yang sedang mendekat, dia bergegas berlari ke kamar untuk

mengambil tas ranselnya....

“Dor, dor, dor!”

Terdengar suara tembakan dari luar dan segera muncul beberapa lubang di rumah itu karena

ditembak.

Dewi menggendong tas ransel dan melompat dari jendela, Handy dan Mina juga mengikutinya....

Setelah mencapai tanah dengan selamat, mereka bertiga langsung melarikan diri.