We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2042
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 2042 Mengobatinya

“Ya.” Dewi menyesap kopinya dan memuji berulang kali, “Enak sekali!”

“Hehe....” Mata Willy penuh dengan rasa memanjakan, “Kamu kelak harus ingat, bagi orang yang tidak terbiasa

minum kopi sepertimu, saat perut kosong harus minum lebih banyak air hangat, setelah makan baru boleh

minum kopi, kalau tidak, bisa melukai lambung”

“Oke.” Dewi mengangguk berulang kali. “Apa kamu sudah melakukan pemeriksaan hari ini?”

“Sudah.” Robin segera menyerahkan berbagai laporan pemeriksaan pada Dewi.

Dewi membaca laporan itu dengan teliti dan mengerutkan kening dengan erat, “Benar ‘kan, kamu telah diracuni

oleh seseorang. Orang-orang itu benar-benar kejam, mereka ingin membunuhmu!”

“Sebenarnya, aku sudah lama terbiasa.” Willy justru lebih tenang. “Aku baru berusia lima tahun. ketika mereka

pertama kali melakukannya....”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Pada usia lima tahun ...” Dewi sedikit emosional, “Bajingan-bajingan itu.”

“Dulu aku sebenarnya sangat sehat, tapi sejak saat itu, aku pun mulai duduk di kursi roda.” Willy tersenyum

pahit, “Aku pikir dengan begitu, mereka akan melepaskanku, tapi setengah tahun yang lalu, mereka mulai

mengincarku lagi....”

“Maksudmu keracunan yang terakhir itu?” Dewi merasa sangat marah, “Sekarang kamu sudah bukan ancaman

bagi mereka lagi, kenapa mereka masih seperti itu?”

“Awalnya memang bukan ancaman.” Willy menghela napas, “Selama ini aku sudah bersikap lebih rendah hati,

karena tidak ingin menarik perhatian mereka dan menimbulkan masalah.”

Setengah tahun yang lalu, pada sebuah pertemuan yang penting, aku tidak bisa menahan diri untuk

menyampaikan pendapatku. Yang Mulia Raja sangat memujiku, kemudian orang-orang itu mulai memandangku

sebagai duri dalam daging....”

“Setengah tahun ini, mereka telah menggunakan segala macam cara untuk membunuh Yang Mulia. Kasihan

Yang Mulia tidak memiliki orang yang bisa diandalkan, kesehatannya juga buruk, jadi tidak dapat menghadapi

mereka secara langsung, makanya dia berkeliaran di luar dan tidak berani kembali....”

Robin sangat emosional, saat berbicara matanya memerah.

“Robin, kamu terlalu banyak bicara,” Willy menegur dengan tidak senang.

“Ya.” Robin dengan cepat tutup mulut, menundukkan kepalanya dan mundur ke samping.

“Jangan khawatir, aku pasti akan menyembuhkan kakimu.” Dewi juga merasa prihatin pada Willy, “Tunggu kamu

sembuh, kamu pulang berdiri dengan kedua kakimu, biar mata sekelompok bajingan itu buta!”

“Pil” Willy tertawa, “Mendengarnu bicara sungguh menyenangkan.”

“Hehe, sedikit kasar, maaf.”

Dewi menggaruk kepalanya karena malu, tidak masalah baginya untuk bersikap kasar di depan orang lain, tapi

Willy selalu terlihat begitu mulia, anggun dan sopan, jadi dia merasa sedikit malu bersikap kasar di depannya.

“Dewi, lebih baik kamu pulang dan istirahat lebih awal saja.” Willy selalu memikirkannya terlebih dahulu,

“Masalah kakiku ini tidak buru-buru, jangan sampai kamu kelelahan, lukamu masih belum sembuh.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Malam ini memang sudah tidak sempat untuk mengobatimu.” Dewi melihat jam tangannya, “Masalahmu akan

memakan waktu, harus diobati perlahan-lahan.”

“Apa perlu menetap di rumah sakitmu?” Robin bertanya.

“Aku tidak punya rumah sakit,” Dewi berkata sambil mengerutkan kening, “Hari ini demi mengoperasi Lessi, jadi

untuk sementara menyiapkan ruang medis dadakan, peralatan medis dasarnya sih cukup, tapi tempatnya agak

kecil.

“Tidak masalah, kami bisa mengatur bawahan kami untuk tinggal di tempat lain.” Robin segera berkata, “Nona

Dewi, sejujurnya, orang-orang itu sekarang sedang mencari Pangeran ke mana- mana, kami juga tidak bisa

menetap di rumah sakit luar untuk perawatan jangka panjang, jadi... bisakah Nona....”

“Jangan mempersulit Dewi,” kata Willy dengan suara rendah.

“Tidak apa-apa, Robin memikirkannya dengan menyeluruh.” Dewi berpikir sejenak dan berkata, “Aku tidak

tinggal sendirian di sini, jadi aku harus kembali dan mendiskusikannya, besok pagi aku akan meneleponmu.”

“Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu.” Willy sangat tegas, “Aku bisa beli vila terdekat dan membangun

ruang medis sendiri, jadi kamu tinggal datang saja setiap hari. Tapi, kamu perlu memberitahu kami peralatan

medis dan obat-obatan apa yang perlu dibeli....”