We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1846
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1846

“Kamu tidak mengingatku?”

Lorenzo menatapnya dengan tajam. Jika dia benar-benar Wiwi, dia seharusnya mengingatnya. Meskipun tujuh

tahun telah berlalu, tapi penampilannya tidak banyak berubah, seharusnya Wiwinya bisa langsung

mengenalnya.

Sebaliknya, dia telah tumbuh dari gadis berusia empat belas tahun menjadi gadis berusia dua puluh satu tahun,

dan seluruh penampilannya telah banyak berubah, sehingga sulit baginya untuk mengenalinya.

“Ingat.” Dewi berseru, “Bukankah kamu adalah pria di Kasino Flames Las Vegas terakhir kali?”

“Lihat aku.” Lorenzo mengangkat dagunya, membuatnya menatap wajahnya, “Perhatikan baik- baik, apa ada

ingatan lain selain di Kasino Flames?”

Dewi sedikit bingung, dia tidak mungkin mengenali identitas aslinya, ‘kan?

Jika dia tahu dirinya ini adalah Tabib Dewa, apa dia akan mengira kalau dia sedang mempermainkannya?

“Apa yang kamu ingat?”

Melihat sorot matanya yang seperti sedang berpikir keras, Lorenzo mengira dia ingat apa yang terjadi tujuh

tahun lalu....

“Aku...”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dewi memutar matanya, tiba-tiba berjinjit, mendekatinya dengan ambigu.

Lorenzo menundukkan kepalanya dan mendengarkannya.

Dewi sedikit membuka bibir merahnya, menghembuskan napas, dan berbisik di telinganya, “Aku ingat...

Sepertinya kita pernah bertemu di suatu tempat ....”

Saat dia berbicara, tangannya perlahan naik ke lehernya.

“Ya, tujuh tahun vang lalu ...."”

Lorenzo hendak berbicara tentang apa yang terjadi pada tujuh tahun yang lalu, tapi sebelum selesai berbicara,

Dewi tiba-tiba merampas kalungnya, berbalik dan langsung lari ....

Lorenzo mengerutkan kening, tapi tidak menghentikannya, dia hanya menatapnya dengan

tenang.

Benar saja, berlari tidak beberapa langkah, Dewi langsung dihentikan oleh beberapa pengawal.

Dia segera mengubah arah dan berlari ke kiri, tetapi beberapa pengawal menghadang jalannya lagi.

Di sebelah kanan, Jasper juga memimpin orang untuk berjaga di sana.

Disekelilingnya semua orang-orang Lorenzo.

Dia sama sekali tidak bisa melarikan diri.

Selain itu, dia tidak mungkin memanggil binatang buas untuk membantunya di tempat ini ....

Jika ingin melawannya, dia jelas bukan lawan mereka.

Dia bisa menangani beberapa orang. Tapi disini ada lebih dari belasan orang, semuanya adalah pasukan khusus.

Pada akhirnya, Dewi tetap diseret kembali oleh mereka ....

Lorenzo melipat tangannya di dadanya, menatapnya dengan santai.

Dewi berkata dengan lemah, “Aku hanya ingin mendapatkan kembali barangku.”

“Kamu benar-benar tidak ingat aku?” Lorenzo menatapnya dengan serius.

“Apa maksudmu?” Dewi bingung dengan pertanyaannya, apa sebenarnya yang dia maksud?

“Apa kalung ini benar-benar milikmu?” Lorenzo bertanya dengan cara yang berbeda.

“Tentu saja.” Dewi menjawab dengan sangat yakin, “Aku terus memakainya sepanjang waktu. Jika bukan milikku,

lantas milik siapa?”

“Bagaimana kamu membuktikannya?” Lorenzo mendekatinya perlahan.

tasku, kamu melihatnya dengan matamu sendiri ........"”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Lorenzo tidak mengatakan apapun, dia menunjuk ke kalung di tangannya dan berkata, “Kalung ini memiliki

fungsi tersembunyi, apa kamu tahu cara menggunakannya?”

“Fungsi tersembunyi apa?”

Dewi mengotak-atik kalung itu, dan menekan berlian yang ada di tengah salib, salib itu segera memancarkan

sinar merah, kemudian ponsel Lorenzo berdering....

Dewi terkejut dengan cara pengoperasiannya, matanya terbuka lebar.

Kenapa ada alat telekomunikasi yang tersembunyi di kalung ini?

Alat telekomunikasi ini langsung menghubungi Lorenzo?

Dia tiba-tiba teringat bahwa Jasper pernah mengatakan bahwa kalung ini diberikan Lorenzo untuk cinta

pertamanya, mungkinkah dia benar-benar cinta pertamanya???

“Wiwi....” Lorenzo sangat bersemangat, “Rupannya benar-benar kamu !!!”

“Aku ....” Dewi merasa bingung ketika dia dipeluk erat oleh Lorenzo, lengannya gemetar, dan suaranya yang

lembut memanggil namanya di telinganya, “Wiwi ...."”

Beberapa adegan melintas di benaknya, dan ini sama seperti yang ada di dalam mimpinya.

Dia mulai menyadari bahwa mungkin sebelumnya mereka benar-benar memiliki sebuah hubungan yang polos

dan muni ....