We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1802
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1802

Seketika itu juga, ada getaran kecil di hati Dewi ....

Ternyata, dia adalah orang yang hebat!!!

Lorenzo mencari Tabib Dewa ke sana kemari, padahal sebenarnya dia ada di sisinya, tapi dia tidak tahu....

Tidak, dia begitu hebat, biaya pengobatannya harus dilipat gandakan....

“Dewi ...."

Suara panggilan Pangeran Willy memutuskan pikiran Dewi.

Ingatan Dewi masih belum kembali, tetapi dia sudah percaya dengan identitasnya sendiri, hanya saja, terhadap

tatapan penuh kasih dari Pangeran Denmark ini, dia masih tidak terbiasa....

Dewi menarik tangannya, tertawa kepadanya dengan canggung, “Pangeran, kamu tidak mungkin menyukaiku,

‘kan?”

“Hah

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Pangeran Willy tertegun seketika, lalu mendengus dan tertawa, “Di malam sebelum kamu pergi, aku mengakui

perasaanku padamu, kamu juga merespon seperti ini!”

“Benar, benar.” Robin tertawa sambil mengangguk, “Saat itu Pangeran agak malu, hanya terbata-bata dan tidak

mampu mengatakannya, kemudian kamu langsung bertanya seperti itu, membuat Pangeran sangat terkejut ....”

Wajah Pangeran Willy memerah, tatapannya kepada Dewi penuh dengan perasaan yang dalam.

Tetapi Dewi tidak terpikat sama sekali, sebaliknya ia mengernyit sedih, “Aku tidak mengingatmu, juga tidak

merasa berdebar sedikitpun, seharusnya dulu aku tidak menyukaimu, hanya menganggapmu teman saja.”

Mendengar perkataannya yang lugas, Pangeran Willy tertegun, Robin juga menunduk.

Di malam hari itu, ketika Pangeran Willy mengakui perasaannya, Dewi tidak sempat menbalas, ia menerima

telepon misterius, kemudian langsung kembali ke ruangannya....

Sejak dia pergi, Pangeran Willy selalu menunggu balasannya, tetapi dia tidak pernah membalas.

Beberapa hari kemudian, dia menerima kabar tentang meledaknya kapal pesiar, dia sangat khawatir, tanpa

mempedulikan nasihat keluarganya, dia bergegas’ pergi ke Las Vegas untuk mencarinya.

Malam ini akhirnya ia menemukannya kembali, tapi tidak disangka ternyata sikapnya seperti ini.

“Ah ....” Dewi menggaruk-garuk kepalanya, dia berkata dengan perasaan tidak enak, “Maaf ya, aku ini,

bicaranya tidak disaring dulu, omongannya juga asal keluar saja ...."”

“Tidak apa-apa.” Pangeran Willy buru-buru berkata, “Kamu lupa ingatan, tidak ingat masalah yang dulu,

bagimu, aku hanyalah orang asing, sangat normal berpikir seperti itu, aku paham.”

“Tapi ...."

“Benar, paham.” Robin mengikutinya berulang-ulang, “Masih ada banyak waktu, jangan tergesa-gesa, tunggu

kamu sembuh, kalau sudah ingat hal yang dulu, pasti tidak akan berbicara seperti ini.”

“Benarkah?” Dewi mengerutkan alis menatap Pangeran Willy, “Tapi aku merasa, kalaupun hilang ingatan,

seharusnya akan ada perasaan terhadap orang yang dicintai, tapi terhadapmu aku tidak....”

“Tabib Dewi, Tabib Dewi.” Robin buru-buru memotong pembicaraan Dewi, “Kita jangan bicarakan hal ini dulu

sekarang, pikirkan cara mengobatimu saja, aku akan segera mengatur Dokter Heidy untuk menyembuhkan

Anda.”

“Tidak perlu.” Dewi buru-buru menolak, “Dia hanya punya keyakinan 50%, aku tidak bisa bertaruh.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Tapi dokter tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri, kamu juga tidak bisa menyembuhkan dirimu sendiri

‘kan.” Pangeran Willy sangat mengkhawatirkannya.

“Di pikiranku masih ada satu orang, aku rasa dia seharusnya bisa membantuku....” Kata Dewi sambil merenung,

“Intinya, masalah ini biar aku selesaikan sendiri!”

“Tapi...."”

“Selain itu masih ada satu hal lain, mohon bantuan kalian.” Dewi berubah menjadi serius.

“Katakanlah.” Willy buru-buru mengangguk, “Apapun itu, aku bisa membantumu.”

“Identitasku, dan juga hubunganku dengamu, jangan sampai Lorenzo dan orang-orangnya mengetahuinya.”

Dewi sangat lugas, “Bisakah?”

“Kenapa?” Robin sedikit heran.

“Tidak apa-apa, aku hanya tidak ingin mereka tahu.” Dewi benar-benar tidak mencari alasan.

“Oke, aku mengerti.” Pangeran Willy mengangguk tanpa ragu-ragu, lalu memerintahkan Robin, “Ikuti

perintahnya.”

“Baik, Pangeran.” Robin segera menundukkan kepala.