We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1463
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1463

“Baiklah…” Daniel menganggukan kepala dengan pelan, kemudian perlahan–lahan mulai tertidur.

Ryan menyelimutinya dan berjaga di samping dalam diam.

Melihat Daniel yang seperti ini, Ryan merasa sangat sedih, sama seperti Thomas, ia membenci dirinya

sendiri yang tidak kompeten dan tidak bisa melakukan apapun.

Jika bisa bertukar nasib, ia bersedia menggantikan Daniel.

“Ring…, ring…”

Saat ini ada panggilan masuk dari Tracy.

Ryan langsung menjawab panggilan itu: “Nona Tracy.”

“Apa yang terjadi? Thomas membawa banyak orang untuk berjaga di sini, apakah ini perintah Daniel?”

tanya Tracy.

“Benar, perintah Presdir Daniel barusan.” Ryan berkata dengan pelan, “Sekarang dia sudah tidur.”

“Tidak terjadi apa–apa disini, tidak perlu menyuruh semua pengawal untuk berjaga disini.” hati Tracy

sangat tidak tenang, “Yang aku khawatirkan adalah Daniel di sana…”

“Jangan khawatir, disini masih ada banyak pengawal.” Ryan mengerti maksudnya, “Ini adalah perintah

Presdir Daniel, kami tidak berani melawan perintahnya. Kejadian dua tahun yang lalu, terus membekas

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

di dalam ingatannya, dia takut terjadi sesuatu pada Anda…”

“Apa yang akan terjadi padaku?” Suara Tracy mengandung kesedihan.

“Dia baru bisa tenang jika Anda aman.” Suara Ryan semakin pelan dan dalam, “Anda harus

membuatnya tenang.”

“Baiklah.” Tracy tidak banyak berkata lagi, “Kamu harus melindunginya dengan baik, pekerjaan lainnya

serahkan pada Hartono.”

“Aku mengerti, istirahatlah lebih awal.”

“Pastikan untuk selalu bersama dengannya, jangan sampai terjadi sesuatu.”

Tracy mengingatkannya kembali.

“Aku mengerti.”

Setelah mengakhiri panggilan, Ryan berbaring di atas sofa, menjaga Daniel.

la juga merasa sangat lelah beberapa hari ini, lambat laun ia pun tertidur.

Di luar, para pengawal sedang berganti shift, hari ini Hartono yang bertanggung jawab atas keamanan

Vila Sisi Selatan.

Karena banyak pengawal yang dipindahkan, sekarang hanya tersisa 16 orang pengawal, setelah

berganti shift, ada 8 orang pengawal yang masih berjaga.

Dalam situasi normal, pengawal sejumlah ini sudah cukup, lagipula tidak pernah terjadi sesuatu di Vila,

sudah bertahun–tahun Vila ini aman–aman saja.

Namun, karena besok adalah acara pernikahan, malam ini Hartono memerintahkan semuanya untuk

fokus a dalam penjagaan, berjaga di tempat masing–masing dengan baik, tidak boleh terjadi kecelakaan

apapun.

Para pengawal juga mematuhi tanggung jawab mereka dan siap bertarung.

Dalam sekejap, sudah lewat larut malam, jam tiga subuh, suasana Vila sunyi senyap.

Pengawal bernama Galih sedang berpatroli di taman, tiba–tiba ia melihat sebuah sosok berjalan

melewati kolam, ia langsung berlari mengejarnya dan berkata dengan dingin: “Berhenti!”

Orang itu menghentikan langkah kakinya, dalam cahaya‘ remang–remang, terlihat postur tubuhnya yang

tinggi dan kurus.

“Presdir Daniel?” Galih menatap jelas punggung sosok itu dan secepatnya meminta maaf, “Maafkan aku,

aku tadi tidak melihat jelas, aku pikir…”

“Mundur!” Suara itu angkuh dan mendominasi.

“Baik.” Galih langsung menundukkan kepala dan mundur.

Namun, sosok itu tidak pergi dan masuk ke dalam dapur melalui pintu belakang.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Galih berjalan beberapa langkah, ia merasa ada yang salah, ia menoleh menatap ke tempat sosok itu

muncul tadi, lalu menatap balkon kamar tidur utama di lantai atas, ia bergumam sendiri: “Bukankah

Presdir Daniel sedang tidur? Kenapa bisa di sini?”

“Galih, apa yang kamu lakukan?”

Pada saat bersamaan, Hartono yang sedang berpatroli berjalan menghampirinya.

“Kak Hartono, coba tebak apa yang terjadi tadi?” Galih secepatnya melapor, “Aku menemukan sesosok

orang yang berjalan secepat kilat melintasi kolam, aku kira orang itu mencurigakan, lalu aku

mengejarnya, ternyata itu Presdir Daniel…”

“Kau sudah gila.” Hartono memarahinya, “Presdir Daniel sudah tertidur sejak awal, bagaimana mungkin

bisa ada di taman?”

“Memang tidak masuk akal.” Galih sangat yakin, “Tapi yang aku lihat tadi benar–benar dia.”

“Kamu pasti salah lihat.” Hartono menjawabnya dan hendak meninggalkannya, namun ia menghentikan

langkah kakinya dan berkata dengan waspada, “Mungkinkah ada orang yang menyamar menjadi Presdir

Daniel dan menyelinap masuk? Apa kamu melihat jelas wajahnya?”

“Aku tidak melihat wajahnya, hanya melihat punggungnya.” Galih berkata, “Dia benar–benar Presdir

Daniel, jika itu sebuah penyamaran, maka penyamaran itu terlalu mirip.”