We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Pahlawan Negara

Bab 74
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 74 Ada Apa Denganmu 

Ghaly tiba–tiba mempunyai suatu ide 

Dia berbaur di kerumunan sambil tersenyum sinis Kemudian, dia mencari kesempatan untuk menendang gadis kecil itu jatuh hingga menangis histeris. 

“Pukul orang, satpam memukul orang!” 

Kerumunan menjadi heboh. Begitu dia berteriak, semua orang langsung emosi dan menerjang ke 

depan 

Sepasang kaki besar hampir mendarat di tubuh gadis kecil itu! 

“Minggir!” 

Teriakan yang menggelegar ini membuat semua orang tertegun

Ketika Ardika selesai menelepon dan turun dari mobil, dia sudah melihat adegan ini. 

Dia menerjang ke dalam kerumunan untuk menggendong gadis kecil yang menangis histeris itu. 

Dia menatap wanita tua itu sambil berkata dengan nada dingin, Kamu neneknya, kan? Lain kali jangan bawa anakanak datang berunjuk rasa. Bagaimana kalau ada yang sengaja mencelakainya? 

Namun, gadis kecil itu malah menangis histeris. Dia bukan nenekku, dia palsu. Aku mau nenek 

yang asli….” 

“Dasar anak nakal, kamu mau mencelakaiku!” 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Ekspresi wanita tua itu sontak berubah. Dia segera menyelinap keluar dari kerumunan untuk 

melarikan diri. 

Ardika kaget. 

Bisa–bisanya ada pedagang manusia di antara para pengunjuk rasa. 

“Sudah, jangan menangis lagi. Nanti aku akan membawamu pergi mencari nenekmu yang sesungguhnya.” 

Ardika menghibur gadis kecil yang berada di pelukannya itu dan gadis kecil itu hanya menatap Ardika sambil mengiakan. Gadis kecil itu pun berhenti menangis. 

Pada saat ini, Ghaly yang merencanakan trik kotor ini tiba–tiba berbalik dan menatap Ardika 

dengan ganas. 

Bocah dari mana ini, mengacaukan rencanaku saja!” 

113 

Dia yang kesal pun langsung melayangkan sebuah pukulan. 

Cari mati!” 

+15 BONUS 

Ardika mendengus dingin, lalu menendangnya hingga terpelanting mundur dan muntah darah. 

Ghaly yang terpelanting sejauh beberapa meter pun gemetaran dan tidak bisa bangun, 

Pukul orang, anggota Grup

Agung Makmur memukul orang lagi!” 

Ada banyak orang di tempat kejadian dan hanya sedikit orang yang melihat adegan Ardika 

menyelamatkan gadis kecil itu

Para preman memanfaatkan kesempatan untuk membuat keributan lagi. Dengan begitu, situasi 

kembali mencekam

Ardika sontak menjadi pusat perhatian, semua orang mengepungnya dan menghujatnya. 

Semuanya, harap tenang. Aku adalah wakil presdir Grup Agung Makmur, biar kuselesaikan!” 

Luna membawa sekelompok orang untuk menenangkan para pengunjuk rasa dan mencegah 

insiden lain

Ada apa denganmu? Kenapa kamu memukul orang lagi!” 

Luna menarik Ardika ke belakang sambil mendeliknya dengan penuh amarah. 

Luna sangat marah

Ardika terus menimbulkan masalah, sungguh merepotkan

“Preman itu menendang gadis kecil ini untuk membuat keributan. Aku menyelamatkannya…. 

“Cukup, hentikan!” 

Saat ini, Luna sama sekali tidak ingin mendengar penjelasannya. Dia hanya berteriak dengan 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

marah. 

Okin pun berjalan mendekat sambil tersenyum

sinis, Bu Luna, ya? Kalau kamu nggak setuju, kami akan terus membuat keributan. Lagian kami punya banyak waktu dan anggota, mari kita lihat siapa yang akan kalah!” 

Luna tampak tidak berdaya. Dia tahu bahwa dia tidak sanggup menghadapi para preman itu. 

Dia hendak mengiakan

Namun, pada saat ini, Ardika tiba–tiba berkata dengan nada dingin, Pergi dari sini sekarang juga. Kalau tidak, nanti kalian nggak akan bisa pergi!” 

Okin tertegun sejenak. Dia tidak menyangka akan ada orang yang berani mengancamnya. 

2.3 

+15 BONUS 

Dia tersenyum sinis. Nak, apa kamu tahu siapa bosku? Beraninya kamu berbicara seperti itu 

padaku?” 

“Aku nggak peduli siapa bosmu, aku hanya memberitahumu fakta bahwa belum terlambat untuk 

pergi sekarang,kata Ardika dengan tenang. 

Okin memandang Luna sambil tersenyum sinis. “Bu Luna, sekarang aku berubah pikiran. Harga bahan bangunan bukan hanya naik tiga kali lipat, melainkan sepuluh kali lipat!” 

Ekspresi Luna berubah drastis. 

Tiga kali lipat saja mereka sudah harus meminjam uang dari bank, apalagi sepuluh kali lipat, Grup Agung Makmur akan rugi besar! 

“Ardika, tolong jangan buat masalah lagi, Cepat pulang rumah sekarang juga,” seru Luna sambil mengentakkan kakinya. Dia makin marah pada Ardika. 

“Brum brum brum…. 

Pada saat ini, suara mengejutkan yang membuat tanah bergetar datang dari belakang.